Organisme dapat bereaksi terhadap variasi lingkungannya dengan berbagai respon fisiologis, morfologis, dan perilaku jangka pendek. Akan tetapi, penting di ingat respon semacam itu terjadi di dalam suatu kerangka kerja cara beradaptasi yang dibentuk oleh seleksi alam, yang bekerja selama periode evolusioner. Sebagai contoh semua tumbuhan mampu mengubah ukuran stomaa daunnya, suatu respon fisiologis yang membantu mencegah kekeringan dalam kondisi lingkungan ketika transpirasi melebihi suplai air yang berasal dari akar.
Pada tumbuhan yang hidup di gurun, kemampuan untuk menyesuaikan ukuran pembukaan stomatanya sebagai respon terhadap cekaman air berkombinasi dengan adaptasi anatomis dan fisiologis lainnya yang telah terakumulasi sepanjang masa evolusi ketika tumbuhan ini berkembang di lingkungannya yang kering. Semua itu merupakan wujud nyata tumbuhan dalam respon berbagai perubahan faktor lingkungannya.
Semua atau setiap faktor yang mempengaruhi terhadap kehidupan dari suatu organisme dalam proses perkembangannya disebut faktor lingkungan. Tumbuhan dan hewan dalam ekosistem membentuk bagian hidup atau komponen biotik. Komponen ini (jenis-jenisnya) akan bertoleransi terhadap kondisi lingkungan tertentu. Dalam hal ini tidak ada organisme hidup berada dalam keadaan yang berdiri sendiri, harus mempunyai kondisi-kondisi lingkungan yang menentukan kehidupannya.
Suatu lingkungan bersifat tiga dimensi ruang dan berkembang berdasarkan waktu. Ini tidak berarti bahwa lingkungan adalah seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Pada kenyataanya faktor lingkungan alami selalu memperlihatkan perubahan baik secara vertikal maupun lateral, dan dikaitan dengan waktu mereka juga memperlihatkan variasi baik secara harian maupun tahunan. Dengan demikian waktu dan ruang lebih tepat dikatakan sebagai dimensi dari lingkungan, jadi bukan merupakan faktor atau komponen lingkungan.
Untuk memberikan gambaran yang baik, bagaimana variasi lingkungan di dalam suatu ekosistem kita ambil contoh di suatu hutan. Secara vertikal akibat adanya statifikasi hutan maka akan kita ketahui bahwa terlihat perbedaan yang nyata adanya gradiasi dari suhu, cahaya, kelembapan, dan lain-lain. Suhu pada permukaan tanah akan berbeda dengan suhu udara sekitarnya, demikian juga secara vertikal baik ke atas maupun ke dalam permukaan tanah akan terlihat adanya gradiasi suhu ini. Demikian juga secara lateral, meskipun gambarannya tidak sejelas perubahan vertikal tadi akibat perbedaan stratifikasi dan mungkin topografi berbagai faktor lingkungan akan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya.
Lingkungan
l Sejumlah kondisi di luar dan mem pengaruhikehidupan dan perkembangan organisme-organisme(Encyclopaedia of Science and technology).
l Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya, di mana organisme itu hidup beserta segala keadaan dan kondisinya, yang secara langsung maupun tidak langsung dapatdiduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu (A.L. Slamet Riyadi).
l Lingkungan dibedakan menjadilingkungan alamiah, artinya yang telah ada di alam; dan lingkungan buatan, yang merupakan hasil karya, karsa dan cipta makhluk hidup (termasuk manusia).
Faktor Lingkungan
l Lingkungan materi (substansi), dapat berupa kehidupan (biotik) seperti manusia, hewan ataupun tumbuhan, atau dapatpula mati (abiotik) seperti batu, kayu, radiasi, dan sebagainya.
l Lingkungan non materi, seperti adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan.
Faktor Lingkungan dari Sudut Hubungan dengan Organisme
l Lingkungan intrinsik yaitu faktor-faktor yang ada dalam organisme.
l Lingkungan extrinsik yaitu faktor-faktor yang datang atau berasal dari luar organisme.
Pembagian Lingkungan (Rogers)
l Lingkungan materi (the material environment) yang terdiri dari:
– lingkungan intrinsik (somatic) seperti umur, jenis kelamin, karakteristik, dan lain sebagainya.
– lingkungan extrinsik yang terdiri atas fisik, biologis dan sosial.
l Lingkungan nonmateri yang dibedakan pula atas:
– lingkungan intrinsik yaitu mentalitas, temperamen dan lain sebagainya.
– lingkungan extrinsik yakni berbagai faktor luar yang mempengaruhi tingkah laku, kepercayaan, nilai-nilai dan lain sebagainya dari seorang manusia.
FAKTOR LINGKUNGAN DALAM EKOLOGI TUMBUHAN
Faktor lingkungan adalah setiap faktor yang berpengaruh pada kehidupan pada suatu organisme dalam proses perkembangannya. Faktor pada umumnya dibagi menjadi faktor-faktor yang bersifat fisik dan biologis. Faktor fisik merupakan faktor lingkungan yang bersifat non-biologis, seperti air dan temperatur, sedangkan faktor yang bersifat biologis atau biotik, yaitu organisme yang berpengaruh terhadap organisme lain. Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem merupakan bagian komponen biotik, komponen ini akan menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan tertentu. Dalam hal ini tidak ada organisme yang mampu berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ada, dan harus ada kondisi lingkungan tertentu yang berperan terhadapnya dan menentukan kondisi hidupnya.
Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pertumbuhan tanaman adalah:
1) Tanah, yang memberi hara dan kelembaban, disamping sebagai pendukung secara mekanik.
2) Energi penyinaran dalam bentuk panas dan cahaya.
3) Udara, yang memberikan karbon dioksida dan oksigen.
1. Faktor Tanah
Pengertian Tanah
Istilah tanah mempunyai berbagai arti untuk orang-orang berbeda, ibu rumah tangga, ahli arkeologi, insiyur sipil dan ahli pertanian. Bagi ahli pertanian, tanah merupakan bagian-bagian bumi dimana akar tanaman tumbuh. Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan.
Dalam mendukung kehidupan tanaman, terdapat 3 fungsi tanah yang primer:
a. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
b. Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir.
c. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam siklus pangan. Susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil. Komponen tambahan yang sangat penting adalah bahan organik yang disebut humus.
Pembentukan tanah merupakan proses yang terus menerus. Ini dapat dilihat dari potongan vertikal melalui tanah yang dangkal. Dimana batuan induk hanya sedikit dibawah permukaan tanah. Ketiga gradasi yang agak nyata dari batuan induk ke “top soil” disebut horizon-horison. Morfologi darihorison-horison inilah yang memungkinkan klasifikasi tanah dalam tipe-tipenya. Supaya struktur dan kesuburan dapat diramalkan. Pada saat kebanyakan tanah hutan dan prairie matang, terbentuklah tiga buah horizon penting A, B dan C. Horison D dimaksudkan untuk lapisan dibawahnya, biasanya batuan induk.
Horizon A adalah zone pencucian (eluviasi) kurang banyak mengandung akar, bakteri,cendawan dan binatang kecil. Miskin akan zat-zat terlarut dan telah kehilangan fraksi liat dan besi dan oksida aluminium.
Horizon B adalah zone penumpukan (iluviasi) kurang banyak mengandung bahan hidup. Lebih tinggi kandungan liat, besi dan oksida aluminium. Horizon C terdiri dari bahan batuan terlapuk, sering merupakan batuan induk.
Horizon B adalah zone penumpukan (iluviasi) kurang banyak mengandung bahan hidup. Lebih tinggi kandungan liat, besi dan oksida aluminium. Horizon C terdiri dari bahan batuan terlapuk, sering merupakan batuan induk.
Sistem Tanah
Untuk tujuan produksi tanaman, tanah harus dipandang merupakan suatu keseimbangan halus dari sistem yang saling menjalin dan berinteraksi : mineral anorganik, bahan organik, organisme tanah, atmosfer tanah dan air tanah.
Mineral anorganik yang berasal dari pelapukan bahan induk, jumlahnya bervariasi dari 1% dalam tanah organik sampai 99% dalam tanah liat. Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang berbeda ukurannya, komposisi dan sifat-sifat kimia dan fisiknya. Menurut urutan besarnya, partikel tersebut adalah batu, kerikil,pasir,debu dan liat. Perbandingan dari jumlah bagian-bagian ini menentukan tekstur tanah. Tanah berat adalah tinggi dalam kandungan liat dan partikel lain yang halus. Tanah ringan adalah rendah dalam kandungan liat dan tinggi dalam pasir dan partikel-pertikel lain yang kasar.
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan air dan laju infiltrasi air. Tanah kasar mengizinkan infilrtasi dan perkolasi air yang cepat. Sehingga tidak ada “run off” permukaan sekalipun habis hujan lebat.
Struktur tanah ditunjukan pada pengaturan atau susunan dari partikel-partikel tanah menjadi agregat-agregat. Faktor yang menentukan struktur yang baik adalah ukuran dan aturannya kedalam butiran dari partikel-partikel mineral dari berbagai ukuran tertentu bersama bahan organik dan persenyawaan perekat. Tanah berstruktur sederhana biasanya terdiri dari bahan-bahan yang relatif bahan pelapukan, seperti pasir kwarsa, juga disebut tanah tersebut memiliki struktur butiran tunggal. kebanyakan tanah pertanian memiliki struktur majemuk, agregatnya lekat satu sama lain. Berapa ukuran struktur majemuk :
Tipe struktur Ukuran agregat (mm)
Kolum > 25
Bongkah 5 – 25
Granolar 3 – 5
Remeh 1 – 3
Massif Kompak atau berlumpur
Struktur tanah berkembang bila partikel tanah kecil bersifat koloid mengumpal bersama atau mengrombol menjadi butiran tanah (granules). Granulasi dirangsang dengan pembekuan dan pencairan, kegiatan akar tanaman yang merusak, pengaruh pencampuran dari fauna tanah. Pengembangan pengerutan lapisan air dan kehadiran jaringan hipHa cendawan.
Sifat remah dari tanah pertanian yang baik tergantung tekstur tanah dan persentasi humus. Tanah liat yang rendah bahan organiknya memiliki tekstur tanah yang jelek. Untuk tujuan mempertahankan struktur majemuk yang bagus dalam tanah-tanah pasir haruslah dikelola secara baik. Bila dikerjakan sewaktu terlalu basah, strukturnya jadi rusak.
Reaksi tanah, menunjukan keasaman dan kebasaan tanah. Dinyatakan dengan istilah pH, yaitu kebalikan konsentrasi ion H, dan biasanya dinyatakan dalam unit dari 0 sampai 14. pH tanah yang cocok (6 -7) untuk pertumbuhan tanaman sangatlah vital. Nilai pH tanah yang terlalu tinggi diatas 9 atau pH rendah dibawah 4 sudah merupakan racun untuk akar-akar tanaman. pH menentukan tabiat dari hara-hara tertentu. Mengendapkan atau membuatnya tersedia.
Tanaman pertanian berbeda responnya terhadap pH. Kebanyakan tanaman tumbuh baik pada pH 6,0–6,5. Reaksi tanah dapat digunakan untuk memberantas penyakit-penyakit tanah pada tanaman yang kurang peka pH dibanding penyakitnya. Reaksi tanah dapat diubah. Tanah dapat dijadikan lebih alkali : pH tanah dapat dinaikkan dengan menambah kation basa seperti kalsium, magnesium , natrium dan kalium. Kalsium adalah kation yang paling murah untuk menaikan pH dan penambahanya mempunyai efek menguntungkan lain.
Tanah dapat dibuat lebih asam dengan menambahkan ion hydrogen dalam tanah.ini dapat terlaksana dengan penambahan bahan yang dapat menghasilkan asam keras.berupa pupuk N dan S, tapi S yang paling efektif.
Bahan Organik Tanah
Adalah bahan fraksi yang berasal dari organisme hidup. Yang sangat menyolok adalah sampah-sampah dipermukaan tanah. Sampah yang membusuk sebagian disebut duff. Duff terbentuk bila tanah cukup lembab untuk memberi air yang esensial untuk kegiatan microbial dan sampah cukup tebal untuk menghambat kehilangan air penguapan.
Lapisan atas dari tanah sering tinggi dalam fraksi organik yang disebut humus. Humus secara relatif resisten terhadap pemecahan lebih lanjut dan dekomposisi. Humus bukanlah kristal. Barangkali andil bahan organik yang paling penting adalah daya pegang airnya. Bahan organik bertindak sebagai busa, dapat menyerap sejumlah air dibanding beratnya. Bahan organik juga menupakan unsur mineral. Yang menjadi tersedia bila telah terurai. Daya absorpsi yang tinggi dari bahan organik juga penting dalam retensi dan pertukaran kation mineral. Bahan organik membantu mempertahankan struktur tanah terolah. Bahan organik yang terbagi halus menutupi partikelmineral dan menghindarkanya dari saling melekat.
Menurut dasarnya ada dua tipe tanah yaitu tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral tersusun dari zat anorganik dari bahan organik yang sedang membusuk dalam jumlah yang berbeda-beda. Tanah organik dibentuk dari bahan-bahan tanaman yang telah membusuk sebagian, pada keadaan berawa-rawa.
Organisme tanah
Organisme tanah memegang peranan penting dalam perkembangan tanah. Sebagian tambahan akar-akar tanaman tingkat tinggi. Pada tanah tinggilah suatu variasi luas kehidupan tanaman dan hewan. Bakteri tanah mencapai 5.600 kg tiap hektar tanah hutan. Pada tanah subur 500-1000 kg tiap hektar. Disamping bakteri terdapat jamur-jamur disamping yang patogenik ada pula yang berguna.
Atmosfer Tanah
Atmosfer tanah berada dalam ruang pori-pori yang tidak terisi air. Pori-pori ini berisi gas-gas seperti atmosfer diatas tanah, tetapi beda perbandingnya. Atmosfer tanah tidak selalu merupakan sistem kontinu, karena mungkin ada ruang pori-pori yang terisolasi, tidak berhubungan. Kelembaban atmosfer tanah hampir selalu mendekati 100%.
Klasifikasi Tanah
Didaerah lembab dikenal tiga golongan luas: tanah tundra, podsolik dan lateritik.Tanah dapat dikelaskan menurut asal-usul pembentuknya, yaitu batuan induknya, atau morfologinya. Klasifikasi sebelumnya didasarkan pada anggapan-anggapan seperti apa tanah sewaktu negara baru dimukimi. Dalam sistem baru itu ada sepuluh ordo tanah.
Kesuburan Tanah
Faktor yang paling penting adalah tingkatan bentuk hara yang tersedia bagi tanaman. Tingkatan ini bergantung pada banyak faktor diantaranya kelarutan zat hara, pH tanah, kapasitas pertukaran kation, tekstur tanah dan jumlah bahan organik yang ada.
Hubungan Air-Tanaman-Tanah
Air merupakan bagian dari semua sel. Jumlahnya bervariasi tergantung dari jaringannya. Dapat serendah 3% pada kulit biji kacang, sampai 95% pada buah yang sukulen. Air bagi tanaman berada dalam suatu keadaan aliran yang sinambung. Kehilangan air dapat mengakibatkan terhentinya pertumbuhan, dan defisiensi air yang terus menerus menyebabkan perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik dan mengakibatkan kematian. Kehilangan air secara transparasi oleh tanaman dapat dipandang sebagai pertukaran dengan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangatlah penting untuk pertumbuhan. Kecepatan kehilangan air tergantung sebagian besar pada suhu, kelembaban relatif dan gerakan udara.
Kelembaban Tanah
Jumlah dalam air dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menyatakan air tanah dengan istilah kapasitas lapang. Dari suatu tanah berarti memperhatikan kondisi fisik dari tanah itu dan mempunyai arti pertanian yang besar. Kecepatan ekstraksi air dari suatu tanah merupakan fungsi dari konsentrasi akar,karenanya berkurang menurut kedalaman daerah akar.
Gerakan Air Tanah
Perkolasi yaitu gerakan air melalui tanah berhubungan dengan jumlah air yang ada. Air yang diberikan ketanah bergerak melalui tanah itu hanya sesaat setelah tercapainya kapasitas lapang. Sebegitu jauh kecepatan gerakan air tergantung kepada tekstur tanah.
2. Faktor Suhu
Kecepatan reaksi dipengaruhi suhu, biasanya makin tinggi suhu reaksi makin cepat. Jadi, suhu mempunyai efek penting dan tegas pada respirasi. Akan tetapi, hubungan suhu dan reaksi biokimia yang berlangsung dalam tanaman jarang berbanding langsung karena adanya faktor lain yang rumit.
Suhu mempengaruhi kestabilan sistem enzim, pada suhu optimum, sistem enzim berfungsi baik dan tetap stabil untuk waktu lama. Pada suhu lebih dingin mereka tetap stabil, tetapi tidak berfungsi, sementara pada suhu tinggi sisten enzim rusak sekali. Suhu kardinal adalah suhu dimana perubahan percepatan proses yang berlangsung. Suhu yang ekstrim dapat merusak tanaman.
3. Faktor Cahaya
Cahaya mempengaruhi banyak respon lain dari tanaman, termasuk perkecambahan, pembentukan umbi, perbungaan dan perbandingan kelamin pada bunga. Cahaya mempengaruhi perkecambahaan dan perbungaan dengan pengaruhnya terhadap fitokrom. Fitokrom dipengaruhi cahaya merah dan lewat merah pada spektrum cahaya.
Mutu dan Jumlah Cahaya
Kuantitas cahaya atau intensitas cahaya ditunjukan oleh konsentrasi gelombang cahaya,dapat dinyatakan dengan energi listrik (watt) tiap satuan luas atau dengan terangnya.
Cahaya dan Fotosintetis
Laju fotosintetis berhubung dengan ketersediaan bahan mentah, yaitu air dan karbondioksida dan energi yang tersedia dalam bentuk panas dan cahaya. Syarat sederhana ini sangat banyak terdapat di daerah tropik dan sedang, baik laut maupun darat.
Banyak teknik budidaya yang didasarkan pada kebutuhan cahaya secara relatif dari spesies yang berbeda-beda. Pengetahuan mengenai ini dipandang sebagai keahlian yang menyangkut faktor bagi pengelola tanaman.
Rindiani
Yusuf Hamdan Sowabi Ikhsan
Dewi Wulan Pribadi
Melinda Nurul Hafifah
Reni Ernawati
Stellinda Agustiniawati Sudrajat
Asri Fazriah Febriany
Sani Budiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar